Mengontrol gula darah tidak selalu dari terapi obat
Jakarta – Dokter spesialis penyakit dalam dari RSUD Kepulauan Seribu, dr. Nur Rahmah Oktariani Sp. PD, menyatakan bahwa pengelolaan diabetes tidak hanya tergantung pada obat-obatan, tetapi juga penting untuk melakukan perbaikan dalam gaya hidup.
“Pendekatan pengobatan diabetes sebenarnya tidak langsung mengandalkan obat. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperbaiki gaya hidup. Ada orang-orang yang bisa mengontrol kadar gula darah mereka tanpa obat, hanya dengan perubahan gaya hidup. Meskipun, mungkin prosesnya tidak sederhana,” ujarnya pada sebuah diskusi daring CVTOGEL yang berlangsung di Jakarta pada Senin.
Nur menyebutkan beberapa tanda tingginya kadar gula darah yang bisa dirasakan, seperti merasa lapar meski sudah makan banyak, sering merasa haus, buang air kecil yang sering, dan penurunan berat badan yang bukan karena program diet.
Jika setelah pemeriksaan kadar gula darah menunjukkan adanya diabetes, maka suatu perubahan gaya hidup sangat diperlukan, terutama bagi mereka yang lebih banyak duduk, kurang bergerak, dan lebih sering makan daripada beraktivitas fisik.
Selain itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan gula darah puasa dan dua jam setelah makan. Dia menjelaskan bahwa kita juga dapat memonitor kadar gula darah secara mandiri dengan menggunakan alat strip untuk cek gula darah di rumah. Jika kadar gula darah puasa di atas 126, hal ini harus diperhatikan dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Bila perlu, datangi fasilitas kesehatan terdekat, seperti poskes atau puskesmas, untuk pemeriksaan awal. Jika tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi, dokter di puskesmas dapat memberikan rujukan untuk berkonsultasi dengan spesialis di RSUD,” tambahnya.
Nur menjelaskan bahwa kontrol gula darah dengan obat sering kali diperlukan karena orang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat mungkin mengalami kesulitan. Oleh karena itu, terapi obat dapat membantu memperbaiki kondisi metabolisme lebih cepat, agar gula darah tidak terus tinggi, yang dapat mempercepat terjadinya komplikasi.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa seseorang sudah mengalami diabetes atau gangguan toleransi glukosa, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan kadar gula darah rata-rata atau HbA1c dalam jangka waktu tiga bulan untuk memastikan apakah kadar gula tersebut tetap stabil atau masih tinggi.
Selain melakukan pemeriksaan, penting pula untuk mengevaluasi gaya hidup sehat, menerapkan rutinitas olahraga, dan mengelola stres untuk mengontrol kadar gula darah yang tinggi agar bisa dilakukan secara bertahap.