Grup WhatsApp jadi alat baru perdagangan manusia, kata Menteri Karding
Bengkulu – Abdul Kadir Karding, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, mengungkapkan bahwa terdapat peningkatan dalam praktik perdagangan manusia yang menargetkan calon pekerja migran Indonesia (PMI) melalui grup WhatsApp.
Karding menyatakan bahwa grup yang awalnya digunakan untuk berinteraksi sosial telah berubah menjadi sarana untuk menjebak orang yang ingin bekerja di luar negeri dengan cara cepat tetapi ilegal.
“Sekarang grup WhatsApp bukan hanya digunakan untuk bercakap-cakap, tapi juga telah dijadikan alat untuk perekrutan ilegal. Banyak calon PMI dijerumuskan melalui pesan yang menjanjikan pekerjaan cepat di luar negeri, bahkan dengan paspor palsu yang telah disiapkan,” tutur Karding dalam Podcast cvtogel yang dikutip dari Bengkulu pada hari Rabu.
Dia juga menjelaskan bahwa lebih dari 90 persen PMI yang menghadapi kekerasan, penipuan, atau bahkan kehilangan nyawa, berasal dari jalur yang tidak resmi. Banyak pelaku perekrutan berpura-pura sebagai mantan PMI yang sukses atau agen tepercaya, padahal mereka adalah bagian dari jaringan perdagangan manusia internasional.
“Yang lebih mengkhawatirkan, banyak calon PMI ini malah menjadi bagian dari sindikat. Mereka ikut merekrut teman, tetangga, bahkan anggota keluarga mereka sendiri,” tambahnya.
Untuk menangani masalah ini, pemerintah memperkuat patroli digital dan meningkatkan kerja sama dengan pihak berwenang untuk memantau aktivitas perekrutan yang mencurigakan di internet.
Transformasi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menjadi Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia juga disebut sebagai langkah penting di era kepresidenan Prabowo untuk memperbaiki pengelolaan dan pengawasan.
“Perubahan ini bukan hanya merujuk pada struktur organisasi, tetapi juga untuk memastikan perlindungan menyeluruh bagi warga negara yang bekerja di luar negeri. Terlebih lagi, kontribusi PMI terhadap perekonomian melalui devisa yang mereka kirimkan sangat signifikan,” jelas Karding.
Ia menekankan bahwa saat ini jalur resmi lebih mudah dan cepat, serta memberikan perlindungan yang komprehensif bagi para pekerja migran. Pemerintah juga bekerja sama dengan lembaga pendidikan kejuruan dan memperluas kemitraan dengan negara-negara tujuan seperti Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, dan Taiwan.
“Kami ingin mengubah pikiran masyarakat bahwa jalur resmi itu rumit. Saat ini justru lebih aman dan menjanjikan masa depan yang cerah. PMI yang resmi dihargai, mendapatkan gaji yang adil, dan pulang dengan pengalaman serta penghasilan yang dapat meningkatkan ekonomi keluarga,” lanjutnya.
Di tengah maraknya tawaran pekerjaan cepat melalui pesan online, Karding meminta masyarakat untuk berhati-hati terhadap tawaran yang mencurigakan, terutama yang berasal dari grup WhatsApp.
“Jika ada tawaran kerja yang terdengar terlalu baik untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu memang bukan kenyataan. Sebaiknya pilih proses yang resmi namun aman,” pungkasnya.