Menaker mohon maaf BHR untuk ojol belum optimal
Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyampaikan permohonan maaf kepada pengemudi ojek online (ojol) terkait implementasi Bantuan Hari Raya (BHR) yang dianggap belum optimal.
“Saya dan Pak Wamen (Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer) juga mohon maaf jika BHR kemarin belum mencapai hasil yang diharapkan,” ujar Yassierli di hadapan asosiasi ojol pada acara “Quo Vadis Ojek Online, Status, Perlindungan, dan Masa Depan” di Jakarta, pada hari Kamis.
Yassierli menjelaskan bahwa pembahasan tentang BHR telah dilakukan sejak beberapa bulan sebelum Lebaran. Dari diskusi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pemangku kepentingan, dia menegaskan bahwa tidak mungkin menghasilkan keputusan yang ideal dengan cepat.
“Segala sesuatu melalui sebuah proses,” katanya cvtogel. Ia menjelaskan bahwa inti dari pemberian BHR adalah perhatian terhadap hari-hari keagamaan.
Menurut Yassierli, BHR merupakan implementasi dari kearifan lokal yang tidak dipahami oleh manajemen perusahaan Barat.
Oleh karena itu, pemberian BHR tidak didasarkan pada regulasi tertentu, melainkan pada imbauan dari pemerintah kepada pemilik aplikasi ojek online.
“Alhamdulillah, satu langkah telah terwujud,” katanya. Saat ini, pemerintah sedang mengevaluasi pemberian BHR untuk pengemudi ojol.
Sebelumnya, Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati mengungkapkan bahwa pihaknya mencatat sekitar 800 ojol di seluruh Indonesia belum menerima BHR yang semestinya, di mana sekitar 80 persen dari data itu rata-rata menerima Rp50 ribu per pengemudi ojol.
Menyusul kondisi tersebut, SPAI mengadukan besaran pencairan BHR yang tidak sesuai ini kepada Kementerian Ketenagakerjaan, karena menduga bahwa aplikator telah melanggar instruksi Presiden Prabowo Subianto dan surat edaran Kemnaker.
Lily berharap Kemnaker dapat memanggil para aplikator agar pengemudi ojol dapat memperoleh hak-hak mereka.