Ini kiat membangun bisnis produk “skincare” sendiri tanpa pabrik

Jakarta (cvtogel) – Dalam sepuluh tahun terakhir, industri kecantikan mengalami perkembangan pesat. Karena ada minat tinggi dari konsumen, terutama terhadap produk perawatan kulit lokal.

Namun, masalah kurangnya modal dan infrastuktur sering kali menjadi hambatan besar. Bagi para pemula yang ingin meluncurkan produk perawatan kulit mereka sendiri. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendapatkan dukungan dari profesional dalam menciptakan merek atau brand skincare yang efektif dan strategis.

“Memulai usaha produk perawatan kulit tidak selalu berarti harus memiliki pabrik sendiri. Dengan sistem maklon yang tepat, siapa pun kini bisa memproduksi barang berkualitas tinggi secara legal dan efisien,” ungkap Billy Goenawan, Kepala Divisi Pemasaran CISAS, dalam siaran pers yang diterima pada hari Senin.

Billy menjelaskan bahwa saat menciptakan produk skincare yang baru, sangat penting untuk memahami siapa target pasar yang ingin dijangkau. Dengan segmentasi yang jelas, pengembangan produk serta strategi komunikasi merek dapat dilakukan dengan lebih baik.

Kekuatan konsep merek juga menjadi hal penting untuk menarik perhatian konsumen dalam pasar skincare yang kompetitif. Hal ini menyangkut cerita yang menarik serta fungsi produk yang dibutuhkan oleh konsumen.

Dia juga merekomendasikan agar pengusaha memanfaatkan jasa maklon perawatan kulit yang dapat menawarkan layanan riset, formulasi, dan produksi, serta membantu dalam pengurusan legalitas dan desain kemasan.

“Proses ini memungkinkan merek untuk tetap kreatif dan personal tanpa harus khawatir tentang aspek teknis produksi,” ujar Billy.

Proses legal seperti izin BPOM, sertifikasi halal, dan perlindungan merek dagang sangat diperlukan agar produk bisa dijual di pasar formal, termasuk di e-commerce dan ritel.

Setelah itu, penting untuk memanfaatkan media sosial, pasar lokal, dan saluran distribusi yang relevan dengan narasi yang kuat dan konsisten sehingga dapat lebih mudah membangun kepercayaan dari konsumen.

“Dengan sistem maklon yang terintegrasi dengan baik, para calon pemilik merek hanya perlu berkonsentrasi pada kreativitas dan visi merek mereka,” kata Billy.