Gibran tekankan kemandirian pangan penting di tengah tantangan global
Jakarta – Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden RI, menekankan bahwa. Kemandirian dalam penyediaan pangan itu sangat penting, terutama menghadapi tantangan global yang semakin rumit.
“Selalu ditekankan oleh Presiden Prabowo bahwa untuk mencapai kemandirian pangan itu sangat vital. Tidak ada satu negara pun yang bisa berdiri sendiri tanpa adanya pangan,” ungkap Gibran dalam video monolog yang diposting di akun Gibran TV, pada cvtogel hari Sabtu.
Gibran menjelaskan bahwa jumlah populasi dunia diperkirakan akan mencapai 9,4 miliar. Pada tahun 2045, meningkat sekitar 14,7 persen dari tahun ini. Hal ini dipandang akan menyebabkan lonjakan yang besar dalam kebutuhan makanan.
Namun, kemampuan global untuk memproduksi dan menyebarkan makanan diprediksi akan terpengaruh negatif. Oleh kondisi geopolitik yang meningkat, konflik berkepanjangan, ketidakpastian dalam kebijakan global, serta dampak dari perubahan iklim.
Gibran menyatakan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan kekeringan parah, banjir, dan tanah longsor yang merusak lahan pertanian serta mengancam kelangsungan hewan ternak. Saat ini, sudah tercatat 11 negara yang mengatur ekspor pangan, dan jumlah ini mungkin akan bertambah.
Dalam konteks ini, Gibran menekankan kembali akan pentingnya kemandirian pangan guna memastikan keberlangsungan suatu negara.
Wakil Presiden menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sekitar 28 juta petani. Di berbagai sektor, serta didukung oleh kekayaan alam dan kesuburan tanah yang dapat menghasilkan. Berbagai komoditas unggulan seperti padi, kelapa sawit, kakao, kopi, jagung, tebu, dan buah-buahan tropis.
Stok beras nasional telah mencapai lebih dari 3,1 juta ton, angka tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Penyerapan beras hasil panen petani dari Januari sampai Maret juga mencapai 719 ribu ton, mencapai rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Selain itu, Gibran menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur pendukung terus dilaksanakan. Termasuk pembangunan 53 bendungan baru, dengan 45 di antaranya dapat digunakan untuk mengairi lahan pertanian, sehingga total ada 218 bendungan yang berfungsi untuk irigasi.
“Memang perlu pembangunan dan perbaikan pada irigasi baik tingkat utama, sekunder, maupun tersier. Oleh karena itu, tahun ini telah disediakan anggaran untuk pembangunan dan perbaikan irigasi yang dapat mengairi 2 juta hektare lahan pertanian,” ujar Gibran.
Gibran juga menyatakan bahwa sekitar 366 ribu kilometer jalan produksi di desa-desa telah dibangun secara bertahap menggunakan dana desa, untuk mempermudah distribusi hasil pertanian ke pasar dan pusat pengolahan.
Pengembangan ekosistem pertanian menjadi perhatian pemerintah, terutama dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksi, efisiensi distribusi, serta riset dan pengembangan bibit unggul.
Fasilitas penyimpanan modern dianggap sangat penting untuk menjaga mutu hasil panen dalam waktu yang lebih lama.
Hilirisasi dalam pertanian juga dianggap penting untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen, contohnya seperti pengolahan tebu menjadi bioetanol dan bioavtur yang dapat mendukung ketahanan energi, khususnya sebagai sumber energi bersih alternatif.
Dalam proses ini, Gibran berharap generasi muda dapat berperan aktif dengan inovasi, keberanian untuk membuat terobosan, serta hasrat belajar yang tinggi.
“Di sinilah peran anak-anak muda, di dalam kontribusi generasi muda yang penuh inovasi, berani membuat terobosan, cepat belajar, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,” kata Wakil Presiden.
Di sisi lain, Gibran juga menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan berbagai bidang. Distribusi pupuk telah disederhanakan, dan sebanyak 145 regulasi telah dipangkas agar lebih dari 14,9 juta petani dapat lebih mudah mengakses pupuk bersubsidi.
Tidak hanya itu, upaya memerangi mafia pangan dan dukungan kepada petani juga terus ditingkatkan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pertanian yang lebih adil dan efisien.
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, pemerintah telah memperkenalkan Gerakan Indonesia Menanam. Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar ikut berperan dalam memperkuat ketahanan pangan di negara.
Pemerintah menyadari pentingnya kerja sama dalam mencapai kemandirian pangan. Kerja sama dengan berbagai pihak seperti sektor swasta, akademisi, dan masyarakat dianggap krusial untuk membangun sistem pangan yang berkelanjutan.
“Karenanya, mari kita bekerja sama untuk mencapai kemandirian dan ketahanan pangan. Bersama-sama kita bisa menciptakan masa depan pangan yang lebih baik dan kuat bagi Indonesia. Ini semua untuk kita, oleh kita, dan demi kesejahteraan bangsa yang berdaulat,” tutup Gibran.